Potensi peninggalan benda cagar budaya bawah air di perairan Indonesia relatif banyak, mencapai sedikitnya 500 situs. Kini, Direktorat Peninggalan Bawah Air, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, tengah mengidentifikasi potensi penggalan bawah air di Karimunjawa.
Kepala Seksi Survei pada Subdit Eksplorasi, Direktorat Peninggalan Bawah Air, Desse Yussubrastra mengatakan, kegiatan di Karimunjawa berlangsung 10 hari. Hal itu ditujukan untuk menghasilkan data awal yang dapat dijadikan bahan rujukan untuk perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan potensi peninggalan bawah air di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
”Dari dokumen dan arsip, serta informasi yang diperoleh, perairan Karimunjawa telah menjadi jalur transportasi sejak ratusan tahun lalu dan terdapat bangkai kapal-kapal tenggelam yang diduga memiliki nilai historis yang penting,”
Dari kegiatan identifikasi, tim survei Direktorat Peninggalan Bawah Air berhasil mendata lima lokasi situs dengan karakteristik berbeda, baik jenis temuan, kedalaman, arus, maupun jarak pandang. Alat survei yang digunakan adalah magnetometer dan global positioning system Map Sounder. Berdasarkan data yang terekam kedua alat tersebut, tim melakukan penyelamatan untuk mengidentifikasi langsung dan pendokumentasiannya.
Desse menjelaskan, hasil identifikasi di lapangan menunjukkan dua lokasi, yaitu Kapal Indonor di Kemojan dan temuan fragmen keramik di perairan Pulau Genting, berpotensi untuk menjadi lokasi yang memiliki nilai historis dan wisata budaya. Adapun untuk temuan kapal kayu di perairan Manjangan Kecil dan Pulau Seruni, walaupun usianya masih relatif baru, kedua lokasi ini dapat dikembangkan menjadi lokasi wisata budaya (weckdiving),” ungkapnya.
Sementara untuk lokasi di Pulau Geleang masih dibutuhkan identifikasi lebih lanjut karena posisi bangkai kapal tergolong dalam, melebihi 43 meter dan jarak pandang amat terbatas.
"Belajar ke Bali"
Dihubungi secara terpisah, Direktur Peninggalan Bawah Air, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Surya Helmi mengatakan, untuk pengembangan temuan tim survei menjadikan situs kapal tersebut sebagai obyek wisata, pemerintah daerah setempat perlu belajar kepada masyarakat Tulamben, Karangasem, Bali.
Masyarakat di daerah ini sangat memperhatikan kelestarian peninggalan arkeologi berupa kapal tenggelam, yaitu kapal USAT Liberty, sebuah kapal kargo milik Amerika Serikat. Kapal ini mengangkut peralatan perang dan karam karena ditorpedo kapal selam Jepang I-166 pada 11 Januari 1942.
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/27/04362095/lima.situs.di.perairan.karimunjawa.ditemukan..
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/27/04362095/lima.situs.di.perairan.karimunjawa.ditemukan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar